#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Semen)
__________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan,
tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang
merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih
telur, ketan atau lainnya.
Demikian gambaran asalmuasal semen tercipta para kawan sekalian.
Dan berikut info lengkapnya.
Selamat menyimak...!
_________________________________
Sekilas info tentang Semen
_________________________________
* Pengertian
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri
berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong
menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan".
Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang semen made in
Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan
Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
* Sejarah
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan,
tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang
merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih
telur, ketan atau lainnya.
Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur
atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang
menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun
menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan
Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya
fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti
sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil
percampuran batu kapur dan abu vulkanis.
Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di
Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana.
Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun
1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali
ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan
memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun
menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan
cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur
berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang
kemudian dia sebut semen portland.
Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat
Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang
banyak dipajang di toko-toko bangunan.
Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap
mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat)
dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral
berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi.
Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu
tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung
zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk
gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.
Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland
berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan
lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah
ramuan jadi sekeras batu.
Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun
untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih
ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut
concrete atau beton.
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya
di dunia. Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks
bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh).
Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran
zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar langit
berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan
dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak,
kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan
tahan api.
Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada
juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa
mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
* Kandungan kimia
Trikalsium silikat
Dikalsium silikat
Trikalsium aluminat
Tetrakalsium aluminofe
Gipsum
* Produksi semen
* Langkah utama proses produksi semen
1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting
bagi produksi semen: yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau
material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu
gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika
atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti
tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari
penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan
ukuran primer bagi material yang digali.
3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat
analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor
mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke
penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan
jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai
kehalusan yang diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang
sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan
alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon ketika
terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku
dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi
parsial terjadi pada pre-heater ini dan berlanjut dalam kiln,
ketika bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti
semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400 °C, bahan berubah menjadi
bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker,
kemudian dialirkan ke pendingin klinker, tempat udara pendingin
akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan
ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan,
yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-
bahan aditif.
Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke
mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen
jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen
jenis P dihancurkan dalam sistem tertutup dalam penggiling akhir
untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian
dialirkan dengan pipa menuju silo semen.
* Masa Depan Industri Semen ASEAN
Pendahuluan
Pada tanggal 8 Agustus 1967 dideklarasikan organisasi kerja sama
regional Asia Tenggara oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand.
Organisasi ini dinamakam ASEAN (Association of South East Asia
Nations). Keanggotaan ASEAN bertambah dengan Brunei Darussalam
pada tahun 1984, Vietnam pada tahun 1995, Myanmar dan Laos pada
tahun 1997 serta Cambodia pada tahun 1999, dengan demikian anggota
ASEAN pada saat ini berjumlah 10 negara. Salah satu tujuan utama
pembentukan ASEAN adalah untuk meningkatkan kerja sama yang aktif
dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan
bersama di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan
dan administrasi.
* INDUSTRI SEMEN ASEAN
Pada tahun 2006, dari sepuluh negara anggota ASEAN, Thailand
masih menduduki tingkat paling atas dengan kapasitas produksi 56,8
juta. Indonesia pada peringkat kedua dengan kapasitas produksi
44,9 juta. Vietnam pada peringkat ketiga dengan kapasitas produksi
31,8 juta. Malaysia dan Philippines pada peringkat keempat dan
kelima dengan kapasitas produksi 28,3 juta ton dan 26,3 juta ton.
Lima Negara lainnya kapasitas produksinya kurang dari 2 juta ton,
kecuali Singapura yang memiliki grinding plant dengan kapasitas 0,5
juta ton juga memiliki terminal dengan packing plant yang berkapasitas
8 juta ton. Tahun 2010 kapasitas produksi di negara-negara ASEAN
akan meningkat 33,6 juta ton yang sebagian besar berasal dari Vietnam
dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar 32,1 juta ton.
Dengan demikian Vietnam menjadi negara yang memiliki kapasitas
produksi terbesar (63,8 juta ton) di Asia Tenggara mengungguli
Thailand (56,6 juta ton) dan Indonesia yang berkapasitas 46,5 juta
ton Kecuali Indonesia dan Vietnam, negara-negara ASEAN lainnya
diperkirakan belum akan meningkatkan kapasitas produksinya mengingat
surplus produksi masih cukup banyak sampai 5-6 tahun mendatang.
Tabel di bawah memperlihatkan posisi industri semen ASEAN pada
tahun 2010 dan perkiraannya pada tahun 2014.
Dari table di bawah terlihat bahwa kapasitas produksi pada tahun
2014 diperkirakan akan meningkat 35 juta ton atau 15% selama 3
tahun mendatang. Sedangkan konsumsi semen dometiknya diperkirakan
kan meningkat sekitar 45 juta ton atau sekitar 10% per tahun
Pertumbuhan konsumsi semen di ASEAN yang sekitar 10% per tahun
sesuai dengan perkiraan perekonomian ASEAN akan tumbuh sangat
signifikan. Ekspor akan dipertahankan pada sekitar 20 juta ton
pertahun mengingat surplus produksi masih cukup banyak dan
pertumbuhan ekonomi Negara-negara ini belum mendukung
percepatan pertumbuhan konsumsi semen domestic. Impor semen dan
klinker diperkirakan akan menurun menjadi setengahnya mengingat
Vitenam akan menghentikan impor dan Indonesia tidak lagi memerlukan
impor semen dari Lafarge Malaysia karena PT Semen Andalas akan
menyelesaikan renovasinya pada tahun 2011.
* KAPASITAS PRODUKSI
Hanya Vietnam dan Indonesia yang akan meningkatkan kapasitas produksi
produksi empat tahun mendatang, Vietnam meningkatkan kapasitas
produksinya menjadi 90 juta pada tahun 2014 dari kapasitas produksi
saat ini sebesar 65,7juta ton. Sedangkan Indonesia akan meningkatkan
kapasitas produksinya menjadi 62,5 juta pada tahun 2014 dari
kapasitas produksi saat ini sebesar 53,0juta ton. Sementara itu
Negara-negara ASEAN lainnya belum memperlihatkan adanya rencana
peningkatan kapasitas produksinya dalam 4 tahun mendatang.
Hal ini dapat dimengerti mengingat surplus produksi negara-negara
ini masih cukup besar. Bahkan Thailand berencana melaksanakan
ekspansinya dinegara tetangga Myanmar dan Laos dan juga Vietnam
serta Indonesia, mengingat potensi kebutuhan semennya yang terus
meningkat dan pemanfaatan kapasitas produksi yang ada sudah maksimal.
* Produksi Semen
Produksi semen Thailand yang mencapai 30juta ton pada tahun 1996
menurun menjadi 33,4 juta ton sampai tahun 2006, masih pada posisi
teratas. Sedangkan Indonesia sejak 2006 mulai tergeser oleh Vietnam
pada posisi ketiga dengan produksi 33.0 juta ton. Pada tahun ini
Vietnam produksi semennya mencapai 32,6 juta ton meningkat 22 juta
selama 10 tahun terakhir. Malaysia yang produksi semennya mencapai
19,7 juta pada tahun yang sama pada posisi keempat.. Philippines
yang produksinya pernah mencapai 14,5juta ton pada tahun 1997,
tahun 2006 hanya mencapai 12 juta ton. Kondisi perekonomian
khususnya kegiatan di sektor konstruksi yang menunjukkan penurunan
di Thailand, Malaysia dan Philippines telah menyebabkan penurunan
produksi semennya. Penutupan pabrik-pabrik penggilingan semen di
Singapura yang diganti dengan pembangunan terminal-terminal semen
telah menyebabkan produksi semennya menurun drastis dari 4juta ton
tahun 1995 menjadi hanya 150.000 ton pada tahun 2006. Sebagian besar
kebutuhan semen dilaksanakan melalui terminal-terminal semen
yang kapasitasnya di atas 8 juta ton per tahun. Hal ini dilakukan
sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah setempat untuk mengurangi
polusi dari pembongkaran klinker impor dan proses penggilingan
semennya.
* Konsumsi
Konsumsi semen Thailand yang pernah mencapai 38 juta ton sejak
tahun 1996 menurun menjadi 25,1 juta juta ton pada tahun 2010,
sedangkan Indonesia yang berada pada posisi kedua sejak 1994 telah
menyusul menjadi negara konsumen semen terbesar di ASEAN sampai
tahun 2005 dengan konsumsi semen 31,5 juta ton. Sejak tahun 2006
Vietnam menggantikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di ASEAN
dimana konsumsinya mencapai 32,5 juta ton sedangkan konsumsi semen
Indonesia pada tahun tersebut mencapai 32 juta ton.
Tahun 2010 sampai empat tahun mendatang Vietnam akan tetap berada
sebagai Negara dengan konsumsi semen terbesar di ASEAN. Malaysia
yang konsumsi semennya pada tahun 2006 mencapai 15,7 juta ton
telah melampui konsumsi semen Pilippines yang terus menurun pada
tahun 2006 mencapai 11,7 juta ton. Tahun 2010 sampai 2014 mendatang
konsumsi semen di Malaysia akan tetap berada di atas
Filipina. Konsumsi semen di Singapura yang pada periode sebelum
krisis pernah mencapai 6juta ton, tahun 2006 kurang dari 3 juta ton.
Tahun 2011 diperkirakan naik mencapai 4,5juta ton sebelum turun kembali
sekitar 4 juta ton. Negara-negara Asean lainnya secara keseluruhan
konsumsi semennya diperkirakan mencapai 4 jutaan ton pada tahun 2014.
* Ekspor
Ekspor semen (termasuk klinker) dari ASEAN mengalami perkembangan
yang luar biasa, terutama dari Thailand dan Indonesia. Thailand menjadi
eksportir terbesar di dunia sejak tahun 2000 dan meskipun ekspornya
masih bertahan pada tingkat 14,7 juta ton pada tahun 2006 posisinya
telah tergeser oleh China yang pada tahun 2006 diperkirakan di
atas 20 juta ton.
Indonesia menduduki posisi eksportir terbesar nomor dua di dunia
pada periode 1999 sampai dengan 2001. Tahun-tahun berikutnya Indonesia
hanya menduduki tempat keempat sebagai eksportir terbesar didunia
sesudah Jepang dan Turki. Dua negara eksportir semen dari ASEAN
lainnya adalah Malaysia dan Philipina yang mengekspor sekitar
satu sampai dua setengah juta ton. Ekspor semen dari ASEAN yang
cukup besar ini disebabkan oleh melemahnya konsumsi semen setempat
sehingga surplus produksi produksi yang ada di wilayah ini masih
sangat besar. Tahun 2010 ekspor semen dari negara-negara ASEAN
masih sekitar 20 juta ton dengan perincian 8,8 juta ton berupa
klinker dan 11,3juta ton semen. Tahun 2014 jumlah ekspor
diperkirakan akan sama sekitar 20juta ton hanya porsi semennya
meningkat menjadi sekitar 11,3 juta ton sedangkan klinkernya
hanya 8,5juta ton.
* IMPOR SEMEN DAN KLINKER
Dari sisi impor semen (termasuk klinker), tidak terlihat pola
yang umum. Vietnam sampai tahun 2010 merupakan importir kedua
terbesar di ASEAN dengan impor klinkernya sebesar 2,1 juta ton.
Singapura akan tetap menjadi importir semen yang terbesar dengan
impor semen dan klinker sebesar 4,5juta ton pada tahun 2010.
Posisi ini akan bertahan sampai empat tahun kedepan karena negara
ini hanya memiliki satu grinding plant yang juga akan ditutup dalam
waktu dekat. . Malaysia masih mengimpor terutama klinker yang pada
tahun 2010 berjumlah sekitar 1,6 juta ton mengingat dibagian Serawak
dan Sabah, negara bagian ini hanya memiliki grinding plant.
* Penutup
Dengan adanya krisis finansial yang melanda Eropa dan Amerika Serikat,
Persemenan ASEAN akan kembali bergairah dengan adanya pembangunan
infrastrukutur besar-besaran di belahan Asia Timur dan Selatan.
Dari sektor industri semen, Indonesia masih beruntung karena
pertumbuhan konsumsi semen terus meningkat bahkan bersama Vietnam
menjadi nomor satu di ASEAN sampai 2014. Singapura yang telah
melewati krisis terlebih dahulu karena pondasi ekonominya kuat,
kemudian disusul Malaysia dan Thailand. Vietnam yang sedikit
sekali terkena dampak krisis ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi
khususnya industri semen Vietnam sangat mengesankan.
Selama sepuluh tahun terakhir menjadikan Vietnam menjadi Negara
terkemuka di ASEAN mengungguli Thailand dan Indonesia..
* Pabrik semen di Indonesia
Holcim Indonesia
PT Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tigaroda)
PT Semen Baturaja (Semen Baturaja)
PT Semen Padang (Semen Padang)
PT Semen Gresik (Semen Gresik)
PT Semen Bosowa (Semen Bosowa)
PT Semen Andalas (Semen Andalas)
PT Semen Tonasa (Semen Tonasa)
PT Semen Kupang (Semen Kupang)
PT Cement Puger Jaya Raya Sentosa (Semen Puger)
PT Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih)
PT Lafarge Cement Indonesia (Semen Andalas Indonesia)
PT Sinar Tambang Arthalestari (Semen Bima)
PT Jui Shin Indonesia (Semen Garuda)
__________
Penutup
__________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Selamat malam...!
_____________________________________________________________________
Cat :
Cement Plaster Rendering over concrete or Cinder Block Walls, Parging
How to Cement Basement walls - Concrete and Cement work Contractor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar